![]() |
Mungkin
persoalan habbit yang sekilas disebutkan di atas sering terjadi tanpa kita
sadari. Tampak sepele, namun dapat menjadi pengingat yang pedas dikemudian
hari. Itulah gambaran pengalaman yang saya alami sehingga saya mendapatkan
pelajaran baru terhadap kebiasaan yang saya lakukan selama ini.
Sebelumnya,
saya sangat sadar terkait pentingnya menciptakan kebiasaan hidup yang baik.
Bukannya tidak ingin mulai berubah, namun ada saja kesulitan membuat hal itu
tidak terealisasi. Mungkin saja secara tidak langsung saya tidak menganggap
merubah kebiasaan sangat urgent. Meskipun saya sering menunda waktu, menghabiskan
waktu luang untuk game nonton anime, tidak rajin bersih-bersih, dan sebagainya,
saya dapat menjalani haidup dengan baik-baik saja. Kuliah lancar, organisasi
baik-baik saja, dan jarang terserang penyakit. Minimnya motivasi untuk berubah
membuatusaha konsisten terasa berat sekali.
Dampak
dari abai terhadap kebiasaan yang buruk akhirnya terasa saat saya menghadapi
permasalahan yang cukup berat dan membuat saya down kala itu. Ditambah saya
belum sadar untuk merubah kebiasaan buruk. Selama tiga tahun, saya sering
mengalami hari-hari yang membuat pikiran berantakan dan hati saya kacau. Dalam
fase beberapa lama itu, saya sedikit-demi sedikit belajar dan mencoba menyadari
hal-hal yang menghambat terpecahkannya permasalahan. Salah satu jawabannya
adalah saya mulai mengubah kebiasaan buruk saya dan belajar konsisten
menciptakan kebiasaan baik.
Keputusan
tersebut perlahan menemukan jawabannya. Perlahan saya mampu melewati persoalan
hidup saya dengan lebih baik. Saya mulai mengurangi waktu yang terbuang percuma,
melepas banyak hal yang adiktif, berusaha tidak menunda-nunda pekerjaan, lebih
peduli terhadap kebersihan & kesehatan, dan lain sebagainya. Meskipun tidak
sempurna, saya akan selalu mengusahakannya bahkan sampai saat ini.
Faktor
lainnya penyebab perubahan saya mungkin dari tuntutan eksternal. Selain karena
ingin keluar dari permasalahan yang runyam itu, saya juga menyadari di usia
saya yang bukan anak-anak ini, saya mulai berhadapan dengan tanggung jawab yang
harus saya emban. Hal itu seperti lebih berbakti pada orang tua dan keluarga,
merencanakan masa depan, menata karir, mengejar impian, dan semua itu bermuara
pada faktor “ada yang telah menunggu untuk dilamar”. Nah, fakkor dalam tanda
petik tersebut, adalah pecutan paling efektif untuk menggugah diri ini harus
gila-gilaan berubah dan berusaha keras. Saya tak ingin menjadi laki-laki yang
lemah secara tanggung jawab dan di ending
nanti hanya menyalahkan keadaan, pasarah, dan berlindung di balik agama. Semoga
Allah mempermudah langkah saya ini, Aamiin.
Dari curhatan saya di atas, saya ingin berpesan untuk diri saya yang utama dan tentu pembaca bahwa kita harus mengindentifikasi dan menyadari kebiasaan buruk yang kita lakukan. Itu adalah tahap pertama untuk memulai perubahan. Beirkutnya, adalah berusaha mengubah diri menjadi lebih baik, karena dunia ini bukan sulap dan cerita fantasi. Semua yang kita lakukan, kebiasaan yang kita pelihara, pasti akan menunjukkan hasilnya di kemudian hari secara jujur dan apa adanya.
Komentar
Posting Komentar