Pelajaran II: Management Waktu

create by ChatGPT

    Sering kali kita mendengar istilah waktu, jam, saat, dan segala macam istilah yang menunjukkan pertanda waktu. Kita mungkin mengerti arti istilah-istilah tersebut, tapi saya yakin tak sedikit dari kita semua yang memahami atau menemukan makna sebenarnya. Persoalan waktu juga menjadi salah satu pelajaran hidup saya di usia 25 ini. Banyak penyesalan yang saya alami ketika saya salah memandang arti waktu dan cenderung menyia nyiakannya. Sedikit cerita ini semoga dapat menumbuhkan hikmah baik bagi penulis ataupun pembaca.

    Pada awalnya saya memandang waktu sebagai apa adanya. Hanya sebatas istilah, definisi, dan bahasa untuk mewakilkan sebuah makna tertentu. Hal tersebut membuat saya lebih santai dalam menjalani hidup. Melampiaskan segala kesenangan seperti bermain game, menonton anime, dan segala aktivitas menyenangkan lainnya. Kesenangan itu menimbulkan rasa candu pada diri saya. Hal tersebut membuat pikiran saya hanya fokus bagaimana menikmata kesenangan sebanyak-banyaknya. Akibatnya, saya kesulitan memanagement waktu. Sehingga terdapat tanggung jawab pokok yang terus tertunda. Akhirnya kebiasaan menunda-nunda pekerjaan dan tidak tepat waktu seolah sulit terlepaskan.

    Saya mengira hidup akan terus berjalan baik-baik saja dengan kebiasaan buruk saya tersebut. Karena sejauh itu, meskipun tidak sempurna saya dapat menyelesaikan satu demi satu tanggung jawab saya. Saya tidak pernah terbesit untuk merubah total kebiasaan itu. Justru saya memvalidasi kebiasaan tersebut dengan dalih “karena saya mampu ya tidak apa-apa untuk menunda waktu”. Mungkin bibit pemikiran semacam itu muncul karena saya sering menonton karakter film atau anime yang jenius namun pemalas. Akhirnya, kebiasaan buruk yang terakumulasi seolah-olah menampar di kemudian hari. Di satu titik saya merasa menyesal tidak menyadari arti waktu yang sebenarnya.

    Titik balik kesadaran saya terhadap waktu terjadi karena saya melihat banyak orang di sekeliling saya yang lebih mampu memanagement waktu telah mendapatkan pencapaian. Lulus profesi, lanjut S2, memiliki pekerjaan tetap, dan lain-lain. Saya sangat frustasi saat itu. Merasa menyesal karena terlalu terhanyut pada kesenangan sesaat saja dan tidak melakukan planning masa depan yang lebih jelas. Seiring berjalannya waktu, saya sedikit demi sedikit belajar untuk lebih menghargai waktu terlebih di usia 25 ini.

    Saat ini, saya mulai belajar menghargai waktu. Telebih di podcst Raditya Dika saya belajar banyak tentang arti waktu. Ada beberapa kata-kata dari raditya dika yang mengubah perspektif saya terhadap waktu. Kurang lebih seperti ini (1) “Waktu yang sekarang kita jalani saat ini, hanya terjadi saat ini dan tidak akan terulang lagi. Oleh karena itu, menfaatkan waktu sebaik-baiknya”, (2) Di usia gua yang 40 tahun, gua tidak lagi menghitung waktu secara maju, tapi secara mundur. Ada sisa berapa tahun, bulan, minggu, hari lagi gua hidup di dunia? Gua ingin mengisi sisa hidup gua dengan membuat sebanyak-banyak cerita yang berkesan tentang diri Gua” (3) “Gua sekarang selalu mengisi waktu gua dengan hal yang bernilai. Ada waktu kosong gua nulis, bikin lagu, tour stand up, bikin materi, dan juga bermain bersama anak”. Kata-kata Raditya Dika di atas sangat membantu mengubah perspektif saya tentang waktu dan membuat saya lebih semangat untuk lebih produktif.

    Dari perjalalanan saya mencari makna sebenarnya dari waktu, saya mendapat sebuah pejaran hidup yang sangat berharga. Meskipun seolah-olah saya sedikit terlambat sadar ketimbang orang sekitar saya, tapai hal itu tidak menjadi alasan untuk terus terpuruk di lembah penyesalan. Saya tidak punya opsi lain untuk hidup yang lebih baik selain berubah. Sekarang saya lebih sering membuat planning harian, mingguan, maupun jangka panjang. Saya juga sudah sangat mengurangi kebiasaan yang adiktif seperti bermain game, membaca komik, dan menonton anime. Saya juga mengusahakan untuk datang tepat waktu di pekerjaan dan apabila ada janji. Sebuah awal yang bagus dan semoga istiqomah.



Komentar