“Cerita Tentang Negeri”
Karya: Farhan Fiqman
Al kisah di
negeriku yang indah di zaman Revolusi Industri 4.0
Tanahnya subur, alamnya kaya, minyak dan emas melimpah ruah
Tak heran banyak kerabat sekitar berkunjung
Mereka datang membawa benih-benih,
Alhamdulillah, Puji Tuhan, Berkat kesuburan tanah, benih-benih itu menumbuhkan pabrik-pabrik yang besar
Tumbuh dengan lancar
Tak ada hambatan yang berarti, termasuk regulasi.
Lalu,
orang-orang elit negeriku bertepuk tangan tersenyum lebar
Mereka berkata “Ini suatu kemajuan”
Rakyat bak terhujani berkat mendengar lapangan
pekerjaan.
Harapannya kembali mekar, hidup, anak, dan istrinya kini mendapat jaminan.
Setelah ia bekerja, kemudian ia kebingungan “Mengapa banyak orang-orang asing di sini?”
Ditambah
lagi virus-virus pemakan keramaian seketika
menyerang umat manusia
Kehidupan sebagian rakyat seakan berada di persimpangan jalan
Memilih antara mati bertitel terinfeksi atau mati berpangkat kelaparan.
Kemudian,
di tengah senyap mencekamnya virus dan keresahan ekonomi , elit-elit politik
yang bahkan aku sendiripun tak tahu betul siapa mereka, tiba-tiba menjelma
manusia setengah dewa yang memegang kendali atas nasib rakyat
Dengan tergesa menyusun partitur pasal-pasal yang kemudian dijadikannya mantra
untuk menyihir apa saja di negeri ini.
Akibatnya, hak buruh diamputasi, alam terancam kelestariannya, kesenjangan
ekonomi yang kian menjadi-jadi semakin terilhami.
Entah apa yang dipikirkan para seolah-olah wakil dari rakyat-rakyat itu?
Kemudian
kata-katapun hangus, terbakar arogansi
Puisi-puisi hanya menjelma nyanyian-nyanyian penghantar tidur
Argumentasi-argumentasi surgawi pun bak angin
berlalu di telinga-telinga yang tak mau tau
Suara-suara dibungkam dengan berbagai variasi dan metode
Kritikan langsung diserang, diubahnya menjadi bui
Namun dari
lubuk hati masih akan terus bersuara,
“Perihal perjuangan dan perihal perlawanan”
Bondowoso, 13 Agustus 2020
Uwawwww
BalasHapus