“RINDU YANG DIPENJARA AKSARA”


“RINDU YANG DIPENJARA AKSARA”
Oleh: Farhan Fiqman

Dari rindu yang dipenjara aksara,
Melebur keberadaanku, mengikis perlahan asa yang masih tersisa.

Hanya ruang-ruang lembar buku yang ku tahu
Bukan keberanian hati ,
Untuk meretas nama siapa yang melekat di hatimu.

Hanya aksara yang berbaris rapi nan indah yang aku pahami
Bukan bibir yang terucap dengan fasih,
Menyatakan “aku rindu padamu saat ini”.

Akupun tak tahu, bagaimana caranya
Supaya kau melirik rinduku diantara panah rindu pria lain yang menghujanimu hingga kau basah kuyup begitu.

Aku yang masih berdiam  diri dalam sel-sel kesunyian,
Di balik lembar-lembar halaman buku,
Merindukanmu,
Sembari bersenandung mesra menyanyikan tangisan sunyi  yang membuat bising  deretan aksara yang masih terdiam dan tunduk mendengarkanku dengan seksama.
Nyanyian-nyanyian rindu, Nyanyian-nyanyian sendu.

Dan diantara sela-sela huruf dan spasi,
Mengukir  tinta pena, menari indah, membangun singgasana aksara yang megah, lalu bersembunyi di dalam puisi.

Lalu dapatkah kau lihat? Minimal merasakan?.
Aksaraku nampak begitu khidmat memujamu, bukan?

Dalam sunyi ini, tak ada suara, tak ada kata-kata.
Hanya rasa yang terbelenggu,

Dan rinduku yang masih terpenjara di dalam aksara.

(Jember, 12 Juli 2019)

Komentar

  1. Mesti buanyak, mesti buaguss, buatkan puisi untuk saya

    BalasHapus
  2. Bagus banget. Pemilihan katanya juga pas <3 Dari judulnya aja udah syukaaa, tapi perhatikan lagi PUEBI-nya, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah memberi masukan, akan sy revisi kembali

      Hapus
  3. Bagus puisinya, tolong buatkan untuk mbak irsa

    BalasHapus

Posting Komentar