“HILIR DARI MUARA SAJAK-SAJAKKU”
Oleh: Farhan Fiqman
Oleh: Farhan Fiqman
Rasanya
tercukupkan dahagaku terhadap cahaya jingga di perbatasan sore hari.
Bukan karena benci ataupun enggan
Namun, karena senja berserta gemerlap cahayanya telah berpindah, singgah, dan bersemayam di pelupuk mata indahmu itu.
Bukan karena benci ataupun enggan
Namun, karena senja berserta gemerlap cahayanya telah berpindah, singgah, dan bersemayam di pelupuk mata indahmu itu.
Dan juga taman
warna-warni, mereka mendadak abu-abu, warna-warnanya enggan menetap, seluruhnya
tereduksi pada gradasi warna maha ayu. Pada paras cantikmu sahaja.
Lalu,
jadilah kau hilir dari muara sajak-sajakku yang terkhususkan
Tak tergugat nama-nama lainnya
Seperti laut: engkau
Benua patahan-patahan kata-kataku.
Tak tergugat nama-nama lainnya
Seperti laut: engkau
Benua patahan-patahan kata-kataku.
Melalui cakupan
piksel-piksel gawai yang terbatas,
Angan-anganku mencoba melukiskan bayang-bayangmu pada kanvas-kanvas pengandaian
Engkaulah awan-awan mendung
Aku adalah tanah gersang merindu hujan
Angan-anganku mencoba melukiskan bayang-bayangmu pada kanvas-kanvas pengandaian
Engkaulah awan-awan mendung
Aku adalah tanah gersang merindu hujan
(Jember,19
November 2019)
Bagus banget kak😍semangat terus buat kakak😊
BalasHapusMkasih mbkk😂
HapusMasyaAllah, good :)
BalasHapusLanjutkan !
Siap siap terimakasih
Hapus